
Kemendikdasmen Gelar Bedah Buku Kartini, Dorong Kesetaraan Gender dan Pendidikan
ReNiMel News – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Badan Bahasa), hari ini menggelar bedah buku Seri Ketiga "Inspirasi Kartini dan Kesetaraan Gender di Indonesia". Acara ini menandai perayaan Hari Kartini, sekaligus menggaungkan perjuangan kesetaraan gender dan pemikiran Kartini untuk kemajuan pendidikan di Tanah Air.
"Mengenang Kartini laksana api yang terus menyala untuk menerangi ibu pertiwi. Sebagai pahlawan yang memperjuangkan emansipasi, meneladani sosok Kartini menjadi makna penting wanita Indonesia sebagai upaya ikut serta memajukan pendidikan melalui peningkatan budaya literasi," ujar Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, saat membuka acara di Jakarta.
Hafidz menjelaskan bahwa bedah buku ini bertujuan mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menggali pemikiran, ide cemerlang, dan karya tulis Kartini sebagai bekal menghadapi era modern dan globalisasi. Ia juga menegaskan bahwa buku trilogi ini patut menjadi referensi dan sumber inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Mengingat pentingnya buku Kartini, kegiatan ini merupakan upaya berkelanjutan dari bedah buku seri satu dan dua yang telah diadakan sebelumnya pada awal tahun 2025, dan seri ketiga ini kita laksanakan tepat pada Hari Kartini tahun 2025," tambah Hafidz. Ia turut menyoroti peran penting perempuan sebagai agen perubahan bangsa, mencontohkan Kartini sebagai sosok yang membentuk karakter bangsa melalui peran ibu atau perempuan.
Trilogi Kartini: Inspirasi Lintas Generasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani, melalui rekaman video, menyampaikan harapannya agar buku Trilogi Kartini menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. "Kehadiran buku ini adalah upaya kita bersama untuk menggali agar terus memotivasi dalam memajukan bangsa melalui sosok Kartini. Dengan mengungkap dan membedah buku ini, kita akan melihat dan merenungi 179 surat dan artikel memo yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia," jelasnya.
Penulis buku Trilogi Kartini, Wardiman Djojonegoro, menceritakan bahwa motivasi penulisan buku ini berawal dari penemuannya atas surat-surat Kartini berbahasa Belanda saat ia masih SMP. Sejak saat itu, Wardiman bertekad agar semangat dan cita-cita Kartini terus hidup dan menginspirasi bangsa.
"Lebih dari 100 surat Kartini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan termuat di buku ini. Peluncuran seri ketiga buku Kartini ini akan menegaskan relevansi perjuangan Kartini dengan masa kini, khususnya tentang kesetaraan gender dan perannya dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan," papar Wardiman.
Kartini: Pelopor Pemberdayaan Perempuan
Meutia Hatta, salah satu narasumber dan Mantan Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak, menegaskan bahwa Kartini merupakan tokoh terkemuka dalam Gerakan Emansipasi Perempuan Indonesia. "Beliau telah memperjuangkan hak perempuan Indonesia untuk memperoleh pendidikan agar mampu mandiri, mendobrak tradisi yang mengekang perempuan pada abad 19 hingga memasuki abad 20," ujarnya.
Menurut Meutia, meski Kartini tidak berumur panjang, pemikirannya menunjukkan peranan beliau sebagai pendekar kemajuan perempuan dan merintis apa yang kini disebut pemberdayaan perempuan Indonesia. "Kartini tepat dijadikan pahlawan nasional Indonesia," tambahnya.
Antusiasme juga datang dari generasi muda, seperti Salsabila Amanda Putri, Duta Bahasa Provinsi Sumatera Barat tahun 2023. Ia merasa bangga dapat berpartisipasi dan membaca salah satu surat Kartini. Baginya, acara bedah buku ini sangat menginspirasi dan membangkitkan semangat percaya diri kaum wanita muda Indonesia.
"Melihat perkembangan saat ini, perjuangan Kartini bisa kita lakukan dengan menyuarakan konten literasi di sosial media. Dengan konten yang positif tersebut pesan dan makna sosok Kartini dapat tersampaikan dan menjangkau khalayak yang lebih luas," tutur Amanda. Ia juga mengaku terharu dengan isi surat Kartini yang menunjukkan perjuangan berat namun penuh keberanian. "Beruntungnya, kami sebagai generasi muda tidak menghadapi situasi sulit tersebut. Semoga sosok Kartini terus menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia di setiap generasi," tutupnya.
Acara bedah buku ini juga diisi dengan diskusi panel bersama Wardiman Djojonegoro, Meutia Farida Swasono, dan Sastrawan Linda Christanty. Sebagai bagian dari rangkaian acara, peserta diajak menyanyikan lagu "Ibu Kita Kartini" dan mendengarkan pembacaan sejumlah surat Kartini oleh perwakilan Duta Bahasa.